Sabtu, 28 November 2015

Studi Sosial Anak Usia Dini



TUGAS KELOMPOK I
STUDI SOSIAL ANAK USIA DINI
“KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI”
Hasil gambar untuk unp

OLEH:
ROSMELIA FITRI                          (1300727)
AZIZAH                                             (1305189)
MEGA WIDIA                                 (1305249)
SUSI PEBERIANTI                         (1300682)
SISKA WULANDARI                     (1305229)
NETA AYU SARI                            (1300694)
LISA ELFIRA                                  (1305220)
MUTHMAINNAH HARAHAP      (1313007)
SILVIA ANGGRAINI                     (1305264)
SRI RAHAYU                                  (1300697)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmad dan hidayah-Nnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Karakteristik Perkembangan Sosial Anak Usia Dini”.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan sumber-sumber yang dapat dijadikan pedoman dalam penulisan makalah ini. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan berkat rahmat Allah SWT dan pihak-pihak yang turut serta sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi terasa ringan dan dapat diatasi.
         Meskipun demikian kmai menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan agar sempurnanya makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta dapat menunjang pencapaian sasaran/tujuan terlaksananya.



Padang, 07 September 2015

Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
1.1  Latar Belakang ....................................................................................................................2
1.2  Rumusan Masalah ...............................................................................................................2
1.3  Tujuan Masalah ...................................................................................................................2
BAB II ISI .................................................................................................................................3
2.1 Karakteristik Perkembangan Sosial Anak Usia Dini .......................................................3
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perkembangan sosial anak-anak dapat dilihat dari tingkatan kemampuannya dalam berhubungan dengan orang lain dan menjadi anggota masyarakat sosial yang produktif. Hal ini mencakup bagaimana seorang anak belajar untuk memiliki suatu kepercayaan terhadap perilakunya dan hubungan sosialnya.Pada tahun awal perkembangannya, seorang anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Pengetahuan tentang tahap-tahap perkembangan perilaku dapat menolong kita untuk memahami tindakan setiap anak dan memberikan pengalaman yang akan mendukung perkembangan sosial mereka yang positif.
Perkembangan sosial meliputi perubahan peningkatan pengetahuan yang berbentuk spiral tentang dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini dipengaruhi baik oleh pengalaman maupun hubungan sosial anak dengan orang dewasa dalam kehidupannya, dan oleh tingkatan perkembangan kognitifnya. Perkembangan personal dan  sosial adalah area yang luas yang mencakup perasaan anak terhadap diri sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain. Hal ini mengacu pada perilaku dan respons anak untuk bermain dan berkegiatan serta kedekatan mereka dengan anggota keluarga, pengasuh, guru dan teman-teman. Peran gender, kemandirian, moralitas, kepercayaan dan penerimaan terhadap peraturan merupakan aspek dasar perkembangan personal dan sosial (Pearson&Rodgers,1998). Keluarga dan nilai budayanya adalah pengaruh utama dalam membentuk perkembangan sosial anak dan cirri kepribadian dasar.
Dalam menggambarkan perkembangan personal dan sosial, harus diingat bahwa anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda.perbedaan individu dalam latar belakang genetika dan budaya, status kesehatan, faktor-faktor seperti pengalaman dalam pengasuhan anak adalah penyebab keragaman ini. Tidak ada dua anak yang benar-benar mirip, baik dalam hal perkembangan personal sosial atau perkembangan di bidang lainnya.


1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini terkait dengan karakteristik perkembangan sosial anak usia dini.

1.3  Tujuan Masalah
Jelas bahwa dalam rumusan masalah menjelaskan mencari tahu bagaimana sebenarnya karakteristik perkembangan sosial anak usia dini. Hal itu bertujuan agar kita sebagai calon guru memahami karakteristik anak agar dalam membimbing dan mendidik kita mengerti tentang anak, kemudia juga bagi orangtua bagaimana perkembangan anaknya dan dapat memberi langkah apabila anak tidak sesuai dengan perkembangannya yang baik sehingga mencegah hal buruk terjadi. Kita juga sebagai masyarakat umum agar dapat menjadi pengetahuan yang dapat bermanfaat terkait mengenai karakteristik perkembangan sosial anak usia dini.





BAB II
ISI

2.1 Karakteristik Perkembangan Sosial Anak Usia Dini
A.    Pengertian Perkembangan Sosial
Sikap sosial secara umum adalah hubungan antara manusia dengan manusia yang lain, saling kebergantungan dengan manusia lain dalam berbagai kehidupan bermasyarakat. Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Syamsul Yusuf (2007)  menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa  : Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
 Dari kutipan diatas dapat dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks  perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.

B.     Karakteristik Perkembangan Sosial Anak
a.      Karakteristik Dan Ciri Tingkah Laku Sosial anak SD/MI
Periode Usia Sekolah
Minat terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga. Pengaruh yang timbul pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini:
a)      Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain dan bertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok.
b)      Membantu anak mengembangkan nilai-nilai sosial lain diluar nilainya.
c)      Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional dari rasa berkawan
Menurut Hurlock mengemukakan ada beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa anak-anak yaitu sebagai berikut: kerja sama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan social, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, meniru, perilaku kedekatan.

b.      Tahapan Penerimaan Sosial
Perkembangan sosial yang di alami anak adalah proses penerimaan social. Berkenan dengan penerimaan sosial Elizabeth B. Hurlock (1978) mengemukakan beberapa tahapan (stage) dalam penerimaan kelompok teman sebaya adalah sebagai berikut:
1)      Reward Cost Stage
Pada stage ini ditandai adanya harapan yang sama, aktivitas yang sama dan kedekatan.
2)      Normative Stage
Pada stage ini ditandai oleh dimilik nilai yang sama, sikap terhadap aturan, dan sanksi yang diberikan biasanya terjadi pada anak kelas 4 dan 5.
3)      An Emphatic Stage
Pada Stage ini di miliknya pengertian, pembagian minat, self disclosure adanya kedekatan yang mulai mendalam di kelas 6[2].

c.       Bentuk-bentuk Perilaku Sosial Anak
Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak Usia SD/MI  mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial, diantaranya:
1)      Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang  pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.
2)      Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti ; mencubit, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
3)      Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.
4)      Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
5)      Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. yaitu persaingan prestice  (merasa ingin menjadi lebih dari orang lain).
6)      Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain.
7)      Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
8)      Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9)      Simpati (Sympathy)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.

Paten (1932), mengamati tingkah laku sosial anakusia dini ketika mereka sedang bermain bebas sebagai berikut:
a.       Tingkah laku unoccupied. Anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri disekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apa pun.
b.      Bermain soliter. Anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan berbeda dengan apa yang dimainkan oleh teman yang ada di dekatnya. Mereka tidak berusaha saling bicara.
c.       Tingkah laku onlooker. Anak menghabiskan waktu dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama.

PerkembanganSosialAnakUsiaDiniSujiono(2009)
1.      KelahiransampaiUsiaTigaTahun
·         Bereaksiterhadap orang lain
·         Menikmatipadasaatbergauldengananak-anak lain
·         Dapatmemeliharaketerlibatandengananak yang lain untuksuatuperiode yang sangatpendek
·         Mampuberbagitanpaperlumembujuk
·         Menunjukkankemampuan yang sangatkeciluntukmenundakepuasaan.
·         Dapatmenirutindakandari orang lain
·         Mulaiuntukmelibatkandiripadapermainan yang parallel.

2.      Usia 3-4 tahun
·         Menjadilebihsadarakandirisendiri
·         Mengembangkanperasaanrendahhati
·         Menjadisadarakanrasialdanperbedaanseksual
·         Dapatmengambilarah, mengikutibeberapaaturan
·         Memilikiperasaan yang kuatkearahrumahdankeluarga
·         Menunjukkansuatuperubahandalamhalperasaanataupengertiandarikepercayaanpadadirisendiri.
·         Bermain parallel; mulaibermainpermainan yang memerlukankerjasama.
·         Memilikitemanbermainkhayalan.

3.      Usia 5-6 tahun
·         Menyatakangagasan yang kakuperanjeniskelamin
·         Memilikitemanbaik, meskipununtukjangkawaktu yang pendek
·         Seringbertengkartetapidalamwaktu yang singkat
·         Dapatberbagidanmengambilgiliran
·         Ikutambilbagiandalamsetiapkegiatanpengalaman di sekolah
·         Mempertimbangkansetiap guru merupakanhal yang sangatpenting
·         Inginmenjadi yang nomorsatu
·         Menjadilebihposesifterhadapbarang-barangkepunyaannya.



C.    Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak

Faktor yang dapat mengganggu proses sosialisasi anak, menurut soetarno berpendapat bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor lingkungan keluarga dan faktor dari luar rumah atau luar keluarga. Penjelasan dari dua faktor tersebut adalah:
a.      Faktor  Keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Diantara faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan social anak adalah hal-hal yang berkaitan dengan:
a)      Status social ekonomi keluarga.
b)      Keutuhan keluarga.
c)      Sikap dan kebiasaan orang tua.

b.      Faktor Lingkungan Luar Keluarga
Pengalaman sosial awal diluar rumah melengkapi pengalaman didalam rumah dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anakSedangkan menurut Elizabeth B. Hurlock (1978) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak. Pengalaman social awal sangat menentukan perilaku kepribadian selanjutnya.
Sekolah juga mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan sikap sosial anak, karena selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, Anak-anak menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah sebagai anggota suatu masyarakat kecil yang harus mengerjakan sejumlah tugas dan mengikuti sejumlah aturan yang menegaskan dan membatasi perilaku, perasaan dan sikap mereka (Santrock dalam Sinolungan)
Di sekolah, guru membimbing perkembangan kemampuan sikap, dan hubungan sosial yang wajar pada peserta didiknya. Hubungan sosial yang sehat dalam sekolah dan kelas seyogyanya diprogram, dikreasikan, dan dipelihara bersama-sama dalam belajar, bermain dan berkompetisi sehat. Sekolah mengupayakan layanan bimbingan kepada peserta didik. Bimbingan selain untuk belajar adalah untuk penyesuaian diri ke dalam lingkungan atau juga penyerasian terhadap lingkungannya. Kepada siswa diajarkan tentang disiplin dan aturan melalui keteraturan atau conformity yang disiratkan dalam tiap pelajaran (Sinolungan, 2001).

c.       Kematangan
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Disamping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan.
Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
d.      Status sosial ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu, “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya akan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarga.
Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normative yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan hal itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.

D.    Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau  merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam  pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa:
a.       Cita-cita dan idealism yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
b.      Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya.Melalui banyak pengalaman dan penghayatan  kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik

E.     pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa kanak-kanak, Menurut Hurlock (1978).
1.    Kerja sama
Anak belajar bermain atau bekerja sama hingga usia mereka empat tahun. Semakin banyak kesempatan yang mereka miliki untuk melatih keterampilan ini, semakin cepat mereka belajar dan menerapkannya secara nyata dalam kehidupannya.
2.    Persaingan
Persaingan ini dapat mengakibatkan perilaku baik atau buruk pada anak. Jika anak melakukannya karena merasa terdorong untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin maka hal ini dapat berakibat baik pada prestasi dan pengolahan motivasinya, namun jika persaingan dianggap sebagai pertengkaran maka hal ini dapat mengakibatkan timbulnya sosilaisasi.
3.    Kemurahan hati
  Hati merupakan perilaku kesediaan untuk berbagi dengan anak lain. Jika hal ini meningkat maka perilaku mementingkan diri sendiri akan berkurang. Perilaku kemurahan hati sangat disukai oleh lingkungan sehingga menghasilkan penerimaan sosial yang baik.
4.    Hasrat akan Penerimaan Sosial
Anak memiliki hasrat yang kuat akan pernerimaan sosial, hal ini akan mendorong anak untuk melakukan penyesuaian sosial secara baik.
5.    Simpati
Seorang anak belum mampu melakukan simpati sehingga mereka pernah mengalami situasi yang mirip dengan duka cita. Mereka mengekspresikan simpati dengan berusaha menolong atau menghibur seseorang yang sedang bersedih.
6.    Empati
Merupakan kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain serta menghayati pengalaman orang tersebut. Hal ini hanya akan berkembang jika anak telah dapat memahami ekspresi wajah orang lain atau maksud pembicaraan orang lain.
7.    Ketergantungan
Kebutuhan anak akan bantuan, perhatian, dan dukungan orang lain membuat anak memperhatikan cara-cara berperilaku yang dapat diterima lingkungannya. Namun berbeda dengan anak yang bebas, ia cenderung mengabaikan diri.
8.    Sikap ramah
Seorang anak memperlihatkan sikap ramah dengan cara melakukan sesuatu bersama orang lain, membantu teman, dan menunjukkan kasih sayang.
9.  Meniru













BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini  seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Perkembangan sosial adalah perubahan dari keadaan penuh ketergantungan menuju kemandirian dalam suasana kedewasaan sosial yang bertanggung jawab. Kadar ketergantungan berkurang sejalan dengan perkembangan kemampuam berbagai aspek kepribadian. Ketergantungan sosial secara relatif berakhir waktu individu mampu mandiri dan berdikari dalam kedewasaannya.



DAFTAR PUSTAKA

journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/attalim/article/download/43/.../pdf
Hurlock, Elizabeth B.1978. Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga
Allen, K. Eileen. 2010. Profil Perkembangan Anak: Prakelahiran hingga usia 12 tahun.  Jakarta: PT Indeks
Aisyiyah, Siti. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta : universitas Terbuka.

2 komentar:

  1. Merkur 15c Safety Razor - Barber Pole - Deccasino
    Merkur https://octcasino.com/ 15C Safety Razor https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ - https://deccasino.com/review/merit-casino/ Merkur - 15C for Barber Pole is the perfect introduction to the casinosites.one Merkur Safety 바카라 Razor.

    BalasHapus
  2. Wynn Slots for Android and iOS - Wooricasinos
    A free หาเงินออนไลน์ app for slot wooricasinos.info machines from WRI Holdings Limited that gri-go.com lets you play 메이피로출장마사지 the popular games, such as free video slots, table https://access777.com/ games and live casino

    BalasHapus