TUGAS
KELOMPOK I
STUDI
SOSIAL ANAK USIA DINI
“KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI”
OLEH:
ROSMELIA
FITRI (1300727)
AZIZAH (1305189)
MEGA WIDIA (1305249)
SUSI PEBERIANTI (1300682)
SISKA WULANDARI (1305229)
NETA AYU
SARI (1300694)
LISA ELFIRA (1305220)
MUTHMAINNAH HARAHAP (1313007)
SILVIA ANGGRAINI (1305264)
SRI RAHAYU (1300697)
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmad dan hidayah-Nnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Karakteristik Perkembangan Sosial Anak
Usia Dini”.
Tak
lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan memberikan sumber-sumber yang dapat dijadikan pedoman dalam penulisan
makalah ini. Dalam penyusunan tugas atau materi
ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan berkat rahmat Allah SWT dan pihak-pihak yang
turut serta sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi terasa ringan dan
dapat diatasi.
Meskipun
demikian kmai menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun kami harapkan agar sempurnanya makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta dapat
menunjang pencapaian sasaran/tujuan terlaksananya.
Padang,
07 September 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
.................................................................................................................i
DAFTAR ISI
..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
..........................................................................................................1
1.1
Latar
Belakang
....................................................................................................................2
1.2
Rumusan
Masalah
...............................................................................................................2
1.3
Tujuan
Masalah
...................................................................................................................2
BAB II ISI
.................................................................................................................................3
2.1 Karakteristik
Perkembangan Sosial Anak Usia Dini .......................................................3
BAB III PENUTUP
..................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan
.........................................................................................................................4
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan
sosial anak-anak dapat dilihat dari tingkatan kemampuannya dalam berhubungan
dengan orang lain dan menjadi anggota masyarakat sosial yang produktif. Hal ini
mencakup bagaimana seorang anak belajar untuk memiliki suatu kepercayaan
terhadap perilakunya dan hubungan sosialnya.Pada tahun awal perkembangannya,
seorang anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di dalam beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya. Pengetahuan tentang tahap-tahap perkembangan
perilaku dapat menolong kita untuk memahami tindakan setiap anak dan memberikan
pengalaman yang akan mendukung perkembangan sosial mereka yang positif.
Perkembangan sosial meliputi
perubahan peningkatan pengetahuan yang berbentuk spiral tentang dirinya sendiri
dan orang lain. Hal ini dipengaruhi baik oleh pengalaman maupun hubungan sosial
anak dengan orang dewasa dalam kehidupannya, dan oleh tingkatan perkembangan
kognitifnya. Perkembangan personal dan
sosial adalah area yang luas yang mencakup perasaan anak terhadap diri
sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain. Hal ini mengacu pada perilaku
dan respons anak untuk bermain dan berkegiatan serta kedekatan mereka dengan
anggota keluarga, pengasuh, guru dan teman-teman. Peran gender, kemandirian,
moralitas, kepercayaan dan penerimaan terhadap peraturan merupakan aspek dasar
perkembangan personal dan sosial (Pearson&Rodgers,1998). Keluarga dan nilai
budayanya adalah pengaruh utama dalam membentuk perkembangan sosial anak dan
cirri kepribadian dasar.
Dalam menggambarkan perkembangan
personal dan sosial, harus diingat bahwa anak berkembang dengan kecepatan yang
berbeda.perbedaan individu dalam latar belakang genetika dan budaya, status
kesehatan, faktor-faktor seperti pengalaman dalam pengasuhan anak adalah
penyebab keragaman ini. Tidak ada dua anak yang benar-benar mirip, baik dalam
hal perkembangan personal sosial atau perkembangan di bidang lainnya.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini terkait dengan karakteristik perkembangan
sosial anak usia dini.
1.3
Tujuan
Masalah
Jelas
bahwa dalam rumusan masalah menjelaskan mencari tahu bagaimana sebenarnya karakteristik
perkembangan sosial anak usia dini. Hal itu bertujuan agar kita sebagai calon
guru memahami karakteristik anak agar dalam membimbing dan mendidik kita
mengerti tentang anak, kemudia juga bagi orangtua bagaimana perkembangan
anaknya dan dapat memberi langkah apabila anak tidak sesuai dengan
perkembangannya yang baik sehingga mencegah hal buruk terjadi. Kita juga
sebagai masyarakat umum agar dapat menjadi pengetahuan yang dapat bermanfaat
terkait mengenai karakteristik perkembangan sosial anak usia dini.
BAB
II
ISI
2.1 Karakteristik Perkembangan Sosial
Anak Usia Dini
A.
Pengertian
Perkembangan Sosial
Sikap sosial secara umum adalah
hubungan antara manusia dengan manusia yang lain, saling kebergantungan dengan
manusia lain dalam berbagai kehidupan bermasyarakat. Perkembangan sosial
berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Syamsul Yusuf
(2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan kerja sama. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai
kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan
berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu
mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya.
Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah
(tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono
(1999) menyatakan bahwa : Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan
hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari
tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana.
Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan
dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
Dari
kutipan diatas dapat dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak maka semakin
kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin
membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk
sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan
manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki
oleh manusia.
B.
Karakteristik Perkembangan Sosial Anak
a. Karakteristik Dan Ciri Tingkah Laku
Sosial anak SD/MI
Periode
Usia Sekolah
Minat
terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas
keluarga. Pengaruh yang timbul pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya
berikut ini:
a) Membantu anak untuk belajar bersama
dengan orang lain dan bertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok.
b) Membantu anak mengembangkan
nilai-nilai sosial lain diluar nilainya.
c) Membantu mengembangkan kepribadian
yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional dari rasa berkawan
Menurut
Hurlock mengemukakan ada beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal
masa anak-anak yaitu sebagai berikut: kerja sama, persaingan, kemurahan hati,
hasrat akan penerimaan social, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah,
meniru, perilaku kedekatan.
b. Tahapan Penerimaan Sosial
Perkembangan
sosial yang di alami anak adalah proses penerimaan social. Berkenan dengan
penerimaan sosial Elizabeth B. Hurlock (1978) mengemukakan beberapa tahapan
(stage) dalam penerimaan kelompok teman sebaya adalah sebagai berikut:
1) Reward Cost Stage
Pada stage ini ditandai adanya
harapan yang sama, aktivitas yang sama dan kedekatan.
2) Normative Stage
Pada stage ini ditandai oleh dimilik
nilai yang sama, sikap terhadap aturan, dan sanksi yang diberikan biasanya
terjadi pada anak kelas 4 dan 5.
3) An Emphatic Stage
Pada Stage ini di miliknya
pengertian, pembagian minat, self disclosure adanya kedekatan yang mulai
mendalam di kelas 6[2].
c.
Bentuk-bentuk
Perilaku Sosial Anak
Melalui
pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang
dewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak Usia SD/MI mulai
mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial, diantaranya:
1) Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk
tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap
penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai
dengan kehendak anak. Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak
memandang pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol atau
sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses
perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.
2) Agresi (Agression)
Yaitu
perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal).
Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi (rasa kecewa karena
tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan
dengan menyerang seperti ; mencubit, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha
mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau
keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas
anak akan semakin memingkat.
3) Berselisih (Bertengkar)
Sikap
ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau
perilaku anak lain.
4) Menggoda (Teasing)
Menggoda
merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental
terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang
menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
5) Persaingan (Rivaly)
Yaitu
keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. yaitu
persaingan prestice (merasa ingin menjadi lebih dari orang lain).
6) Kerja sama (Cooperation)
Yaitu
sikap mau bekerja sama dengan orang lain.
7) Tingkah laku berkuasa (Ascendant
behavior)
Yaitu
tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap
bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam
dan sebagainya.
8) Mementingkan diri sendiri
(selffishness)
Yaitu
sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9) Simpati (Sympathy)
Yaitu sikap emosional yang mendorong
individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau
bekerjasama dengan dirinya.
Paten (1932), mengamati tingkah
laku sosial anakusia dini ketika mereka sedang bermain bebas sebagai berikut:
a. Tingkah
laku unoccupied. Anak tidak bermain
dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri disekitar anak lain dan memandang
temannya tanpa melakukan kegiatan apa pun.
b. Bermain
soliter. Anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan berbeda dengan
apa yang dimainkan oleh teman yang ada di dekatnya. Mereka tidak berusaha
saling bicara.
c. Tingkah
laku onlooker. Anak menghabiskan
waktu dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak
lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama.
PerkembanganSosialAnakUsiaDiniSujiono(2009)
1.
KelahiransampaiUsiaTigaTahun
·
Bereaksiterhadap
orang lain
·
Menikmatipadasaatbergauldengananak-anak
lain
·
Dapatmemeliharaketerlibatandengananak
yang lain untuksuatuperiode yang sangatpendek
·
Mampuberbagitanpaperlumembujuk
·
Menunjukkankemampuan
yang sangatkeciluntukmenundakepuasaan.
·
Dapatmenirutindakandari
orang lain
·
Mulaiuntukmelibatkandiripadapermainan
yang parallel.
2.
Usia 3-4 tahun
·
Menjadilebihsadarakandirisendiri
·
Mengembangkanperasaanrendahhati
·
Menjadisadarakanrasialdanperbedaanseksual
·
Dapatmengambilarah,
mengikutibeberapaaturan
·
Memilikiperasaan
yang kuatkearahrumahdankeluarga
·
Menunjukkansuatuperubahandalamhalperasaanataupengertiandarikepercayaanpadadirisendiri.
·
Bermain
parallel; mulaibermainpermainan yang memerlukankerjasama.
·
Memilikitemanbermainkhayalan.
3.
Usia 5-6 tahun
·
Menyatakangagasan
yang kakuperanjeniskelamin
·
Memilikitemanbaik,
meskipununtukjangkawaktu yang pendek
·
Seringbertengkartetapidalamwaktu
yang singkat
·
Dapatberbagidanmengambilgiliran
·
Ikutambilbagiandalamsetiapkegiatanpengalaman
di sekolah
·
Mempertimbangkansetiap
guru merupakanhal yang sangatpenting
·
Inginmenjadi
yang nomorsatu
·
Menjadilebihposesifterhadapbarang-barangkepunyaannya.
C. Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Sosial Anak
Faktor
yang dapat mengganggu proses sosialisasi anak, menurut soetarno berpendapat
bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu
faktor lingkungan keluarga dan faktor dari luar rumah atau luar keluarga.
Penjelasan dari dua faktor tersebut adalah:
a. Faktor Keluarga
Keluarga
merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Diantara faktor
yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan
social anak adalah hal-hal yang berkaitan dengan:
a) Status social ekonomi keluarga.
b) Keutuhan keluarga.
c) Sikap dan kebiasaan orang tua.
b. Faktor Lingkungan Luar Keluarga
Pengalaman
sosial awal diluar rumah melengkapi pengalaman didalam rumah dan merupakan
penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anakSedangkan menurut
Elizabeth B. Hurlock (1978) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan sosial anak, yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak.
Pengalaman social awal sangat menentukan perilaku kepribadian selanjutnya.
Sekolah juga mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi
perkembangan sikap sosial anak, karena selama masa pertengahan dan akhir
anak-anak, Anak-anak menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah sebagai
anggota suatu masyarakat kecil yang harus mengerjakan sejumlah tugas dan
mengikuti sejumlah aturan yang menegaskan dan membatasi perilaku, perasaan dan
sikap mereka (Santrock dalam Sinolungan)
Di sekolah, guru membimbing perkembangan kemampuan sikap, dan
hubungan sosial yang wajar pada peserta didiknya. Hubungan sosial yang sehat
dalam sekolah dan kelas seyogyanya diprogram, dikreasikan, dan dipelihara
bersama-sama dalam belajar, bermain dan berkompetisi sehat. Sekolah
mengupayakan layanan bimbingan kepada peserta didik. Bimbingan selain untuk
belajar adalah untuk penyesuaian diri ke dalam lingkungan atau juga penyerasian
terhadap lingkungannya. Kepada siswa diajarkan tentang disiplin dan aturan
melalui keteraturan atau conformity yang disiratkan dalam tiap
pelajaran (Sinolungan, 2001).
c. Kematangan
Bersosialisasi memerlukan
kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan dalam proses sosial,
memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan
emosional. Disamping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan.
Dengan demikian, untuk mampu
bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang
fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
d. Status
sosial ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi
oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam masyarakat. Masyarakat
akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan
dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu, “ia anak siapa”.
Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya
akan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarga.
Dari pihak anak itu sendiri,
perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normative yang telah ditanamkan
oleh keluarganya. Sehubungan dengan hal itu, dalam kehidupan sosial anak akan
senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu,
maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan
dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih
jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan
membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
D.
Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku
Dalam
perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain.
Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian
diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran
dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang
menyembunyikannya atau merahasiakannya.
Pikiran
anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap
kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan
abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan
peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam
pikirannya.
Disamping
itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa:
a.
Cita-cita dan idealism yang baik,
terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh
dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak
berhasilnya menyelesaikan persoalan.
b. Kemampuan berfikir dengan pendapat
sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya.Melalui banyak
pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat
orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah
sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik
E. pola perilaku dalam situasi sosial pada
awal masa kanak-kanak, Menurut
Hurlock (1978).
1. Kerja sama
Anak belajar bermain atau bekerja sama
hingga usia mereka empat tahun. Semakin banyak kesempatan yang mereka miliki
untuk melatih keterampilan ini, semakin cepat mereka belajar dan menerapkannya
secara nyata dalam kehidupannya.
2. Persaingan
Persaingan ini dapat mengakibatkan
perilaku baik atau buruk pada anak. Jika anak melakukannya karena merasa
terdorong untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin maka hal ini dapat berakibat
baik pada prestasi dan pengolahan motivasinya, namun jika persaingan dianggap
sebagai pertengkaran maka hal ini dapat mengakibatkan timbulnya sosilaisasi.
3. Kemurahan hati
Hati merupakan
perilaku kesediaan untuk berbagi dengan anak lain. Jika hal ini meningkat maka
perilaku mementingkan diri sendiri akan berkurang. Perilaku kemurahan hati
sangat disukai oleh lingkungan sehingga menghasilkan penerimaan sosial yang
baik.
4. Hasrat akan Penerimaan Sosial
Anak memiliki hasrat yang kuat akan
pernerimaan sosial, hal ini akan mendorong anak untuk melakukan penyesuaian
sosial secara baik.
5. Simpati
Seorang anak
belum mampu melakukan simpati sehingga mereka pernah mengalami situasi yang
mirip dengan duka cita. Mereka mengekspresikan simpati dengan berusaha menolong
atau menghibur seseorang yang sedang bersedih.
6. Empati
Merupakan
kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain serta menghayati
pengalaman orang tersebut. Hal ini hanya akan berkembang jika anak telah dapat
memahami ekspresi wajah orang lain atau maksud pembicaraan orang lain.
7. Ketergantungan
Kebutuhan anak
akan bantuan, perhatian, dan dukungan orang lain membuat anak memperhatikan
cara-cara berperilaku yang dapat diterima lingkungannya. Namun berbeda dengan
anak yang bebas, ia cenderung mengabaikan diri.
8. Sikap ramah
Seorang anak
memperlihatkan sikap ramah dengan cara melakukan sesuatu bersama orang lain,
membantu teman, dan menunjukkan kasih sayang.
9. Meniru
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa usia dini ini merupakan
masa perkembangan
anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi
kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan
berkembang secara optimal.
Perkembangan sosial
adalah perubahan dari keadaan penuh ketergantungan menuju kemandirian dalam
suasana kedewasaan sosial yang bertanggung jawab. Kadar ketergantungan
berkurang sejalan dengan perkembangan kemampuam berbagai aspek kepribadian.
Ketergantungan sosial secara relatif berakhir waktu individu mampu mandiri dan
berdikari dalam kedewasaannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hurlock,
Elizabeth B.1978. Perkembangan anak.
Jakarta: Erlangga
Allen,
K. Eileen. 2010. Profil Perkembangan
Anak: Prakelahiran hingga usia 12 tahun.
Jakarta: PT Indeks
Aisyiyah,
Siti. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta
: universitas Terbuka.
Merkur 15c Safety Razor - Barber Pole - Deccasino
BalasHapusMerkur https://octcasino.com/ 15C Safety Razor https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ - https://deccasino.com/review/merit-casino/ Merkur - 15C for Barber Pole is the perfect introduction to the casinosites.one Merkur Safety 바카라 Razor.
Wynn Slots for Android and iOS - Wooricasinos
BalasHapusA free หาเงินออนไลน์ app for slot wooricasinos.info machines from WRI Holdings Limited that gri-go.com lets you play 메이피로출장마사지 the popular games, such as free video slots, table https://access777.com/ games and live casino